Transmisi truk traktor merupakan komponen utama yang memungkinkan kendaraan niaga mengangkut aneka muatan berat dalam perjalanan dengan berbagai kondisi operasional. Seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan konsumen, truk masa kini dituntut tidak hanya sanggup menggotong muatan berat dalam kondisi ekstrem, juga harus mampu melaju kencang di jalan raya. 

Sebagai gambaran, sebuah truk traktor harus mengirim muatan seberat 300 ton dari pabrik menuju pelabuhan dan melalui perjalanan dengan kondisi beragam, mulai dari tanjakan hingga jalan tol.

Gear Ratio

Salah satu metode yang ditempuh oleh pabrikan truk untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah melengkapi produknya dengan transmisi canggih yang memiliki racikan khusus pada gear ratio. Dengan sedikit sentuhan racikan khusus pada gear ratio transmisi, daya jelajah truk bisa dimaksimalkan pada berbagai kondisi operasional mulai jalan kasar, jalan menanjak atau menurun hingga jalan tol mulus.

Transmisi truk mempunyai gear ratio yang banyak karena disesuaikan dengan kebutuhan operasional. Tak heran bila truk modern mempunyai transmisi dengan gear ratio yang banyak, tidak lagi 6-speed atau 8-speed, bahkan mencapai 16-speed. 

Tentu saja menjadi keuntungan tersendiri bagi pengguna truk dengan banyaknya gear ratio. Karena akan memudahkan pengemudi truk untuk memilih gear ratio transmisi yang paling sesuai dengan bobot muatan dan kondisi jalan. Salah satunya saat gear C (crawler) atau gigi setengah, hanya digunakan dalam kondisi ekstrim, jalan menanjak atau start di jalan darat sambil membawa muatan ekstra berat. Biasanya untuk truk IVECO, jenis truk khusus tambang akan start awal menggunakan gigi 1 sampai 4 pada saat membawa beban atau kosongan pada saat jalan datar atau jalan menanjak. Kemudian untuk melaju di jalan normal dengan muatan tetap menggunakan gigi tertinggi, namun untuk iveco astra dan IVECO Trakker di gigi 16 jika IVECO 682 gigi 12. Hebatnya, pemilihan gear ratio transmisi  tidak wajib dilakukan mulai gear 1, melainkan bisa melompat semisal start dengan gear 5 untuk kondisi pemakaian dengan kecepatan 0,5 km/jam hingga 100 km/jam sambil membawa barang muatan seberat puluhan hingga ratusan ton.

Baca juga: Memahami Cara Mengerem yang Benar untuk Pengendara Truk Traktor 

Baca juga: Alasan Truk Tractor Head Menggunakan Teknologi Mesin Diesel

Manual Otomatis

Hampir kebanyakan truk yang beredar di Indonesia masih menggunakan transmisi manual. Belakangan sejumlah truk khususnya buatan Eropa mulai hadir dengan transmisi jenis AMT (automated manual transmission) Dengan demikian perpindahan gear transmisi secara manual dapat berlangsung tanpa harus mengoperasikan pedal kopling sehingga mengurangi beban kerja pengemudi karena cukup dengan memainkan tuas transmisi. Sebab perpindahan gear transmisi dibantu oleh perangkat elektronik dan pneumatic sehingga berlangsung secara halus dan mulus.

Retarder

Untuk transmisi truk kelas heavy duty pada umumnya dilengkapi dengan unit retarder sebagai perangkat tambahan untuk mendukung sistem pengereman utama. Perangkat retarder mempunyai tabung berisi fluida (biasanya oli) dan bilah kipas.

Retarder dipasang pada transmisi truk untuk membantu pengereman. Cara kerja retarder sendiri adalah memanfaatkan gaya sentrifugal dari fluida karena putaran bilah kipas yang kemudian digunakan untuk melawan putaran as kopel (propeller shaft) sehingga laju truk melambat. Karena kemampuan pengereman retarder dinilai cukup efektif, perangkat tersebut banyak digunakan pada truk dengan tugas berat.

Dengan adanya teknologi masa kini, tentunya truk traktor, dump truk serta kendaraan niaga lainnya bisa lebih efektif dalam beroperasi. Pasalnya teknologi transmisi yang kian canggih ini, memudahkan pengemudi serta memberikan performa yang handal. Sehingga tingkat efisiensi pada kendaraan sangat baik.

Sumber foto: Instagram iveco.indonesia